Dunia Sesempit Kardus
Nathan yang baru saja tiba memilih untuk menunggu Kale di luar mobil, ia berdiri tepat di depan pagar rumah perempuan itu. Selang beberapa menit pagar rumah itu terbuka, menampakkan sosok Kale membuat Nathan terdiam seketika.
Tubuhnya yang ramping berbalut dress sederhana dengan potongan V neck sedikit rendah, rambutnya yang dibiarkan tergerai rapi, dan aroma wangi yang tiba-tiba semerbak. Gerakannya seakan menjadi slow-motion di mata Nathan yang masih membeku menatap Kale tanpa berkedip dari samping.
Tanpa sadar Nathan sampai ternganga, bahkan ia kontan menelan air liurnya. Entah kenapa gaya seperti ini membuat Kale terlihat sangat cantik dan anggun. Why she is look so gorgeous tonight? Is that you, Kale?
“Kenapa? Aneh ya?” tanya Kale ketika menyadari Nathan yang terdiam menatapnya.
“E-enggak, cantik kok.” Nathan sampai tergagap menanggapinya.
Di perjalanan menuju tempat acara makan malam keluarga diadakan, Kale terlihat sangat gugup. Tangannya terasa dingin, jantungnya berdegup kencang, dan ia tidak bisa berhenti meremas jemarinya terus menerus.
“Gausah gugup gitu, Kal.”
“Kayaknya wajar deh kalo gue gugup, soalnya kan gue ga pernah ikut acara beginian.”
“Tenang aja kali. Kan ada gue, Mamah juga gak galak kok.” Nathan tersenyum melirik Kale.
Ya hal itu benar, setidaknya ada Nathan yang akan menemani dirinya malam ini, pikir Kale mulai menenangkan dirinya sendiri.
Dari arah dalam ruangan, Mamah Nathan yang mengenakan gaun berwarna cokelat chestnut menyadari kehadiran putranya. Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu berjalan pelan ke arah mereka berdua.
“Nathan... sama siapa? Pacar kamu yang namanya Kale-kale itu ya?” Mamahnya Nathan sudah sangat penasaran dengan perempuan yang berada tepat di samping Nathan.
Mendengar namanya disebut Keduanya segera menghentikan langkah dan menoleh ke asal suara tersebut.
“Iya Mah, kenalin namanya Kaleya. Kal, ini Mamah gue,” Nathan berusaha mengenalkan keduanya dengan singkat.
Dengan senyumnya yang perlahan mengembang Kale pun menyapa, “Malam Tante.”
“Eh? Kok tante? Panggil mamah aja, Kaleya.” Mamahnya Nathan tersenyum sembari menatap Kale sedikit lebih lama. Dan yang ditatap hanya bisa mempertahankan senyuman selagi ditatap hangat oleh wanita ini.
“Ah iya, Mah.”
“Nathan sudah banyak cerita tentang kamu, katanya kamu orangnya tegas terus sering marahin dia,” ucap Mamah dengan terkekeh pelan.
“Emang Nathan anaknya susah diajak serius, suka bercanda, dan nyebelin juga. Kok kamu mau sih sama dia?” lanjutnya.
“Mamah ih...” potong Nathan memprotes Mamahnya.
“Kenapa sih? Kan Mamah pengen tau.”
“Itu biar jadi rahasianya Kale, Mah.” Nathan dengan perlahan meraih tangan Kale. “Udah ah, kan udah Nathan kenalin. Nathan pulang ya, Mah.”
“Ya sana pulang aja sendiri, Kale biar di sini sama Mamah.” balas Mamah yang tak mau kalah dengan meraih pundak Kale.
“Mah...”
“Katanya tadi mau pulang, ya pulang aja sana.”
Melihat pertengkaran kecil seorang ibu dan anaknya yang lucu ini membuat Kale hanya bisa tertawa pelan. Keluarga ini begitu hangat, tak semenakutkan yang ia pikirkan.
Kemudian Mamah membawa keduanya untuk duduk di meja, menikmati beberapa kudapan kecil yang disediakan oleh para pelayan sembari menunggu anggota keluarga lainnya datang.
“Nathan, abang kamu katanya mau dateng, tapi sampai jam segini kok belum kelihatan ya?”
“Sabar, Mah. Mungkin bentar lagi, tadi katanya udah di jalan kok.” Nathan berusaha menenangkan Mamahnya.
Tak berselang lama, seorang laki-laki muda yang mengenakan jas senada dengan jas milik Nathan tiba di ruangan itu.
“Nah ini orangnya dateng, Mah.”
“Kenapa lama banget sih, Bang?”
“Maaf, Mah. Tadi jalanannya macet.”
“Oh iya Kaleya, kenalin ini Abangnya Nathan, Samy.”
Kale yang sedari tadi menunduk dengan cepat menoleh ke arah seseorang yang baru tiba itu. Dan detik selanjutnya matanya dipertemukan dengan tatapan tidak asing. Tapapan seseorang yang seharusnya tidak ia jumpai di tempat ini.
Sejujurnya Kale paham betul bahwa tidak ada yang menjamin ia tak akan bertemu dengan orang itu selain di rumah sakit. Tapi, ia juga tak mengira akan bertemu orang itu di acara keluarga Nathan malam ini.
Dan orang yang dipanggil keluarganya dengan nama Samy ini adalah Samuel Oceano. Atau yang sering Kale panggil dengan sebutan Dokter Samuel.
Katanya bumi memiliki miliaran penduduk, tapi nyatanya dunia ini benar-benar sesempit kardus.