Dunia yang Telah Lama Ditinggalkan


Sejak turun dari mobil Asha sudah sibuk menetralkan jantungnya yang berdegup kencang. Tangannya terasa dingin dan ia merasa tegang. Hingga langkah kaki Asha dibuat terhenti seketika saat dirinya menangkap suasana kemewahan disana.

Halo dunia yang udah lama ga gue kunjungi, katanya dalam batin setelah menghembuskan napas panjang.

“Heh ngapain? Mau jadi pager bagus lo disini?” Cetus Zoey menyadarkan lamunan laki-laki dihadapannya.

Pertanyaan itu membuat Asha tertawa pelan, “Maaf tadi jiwa gue tiba-tiba lepas dari badan.”

Jawaban konyol keluar begitu saja dari mulut Asha.

“Untung ga tiba-tiba dipanggil Tuhan lo.” Balasan Zoey terdengar begitu dingin.

“Nyeremin anjir.” Mata Asha terpatri kepada Zoey yang kini memimpin jalan.

Dari arah dalam ruangan Oma yang mengenakan gaun berwarna cokelat chestnut menyadari kehadiran cucunya. Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu berjalan pelan ke arah mereka berdua.

“Zoey? Sama siapa? Pacar kamu?” Oma Yustina sudah sangat penasaran dengan laki-laki yang berada tepat di samping Zoey.

Mendengar namanya disebut Zoey segera menghentikan langkah dan menoleh ke asal suara tersebut.

“Iya oma, namanya Asha. Sha, ini Oma gue,” balas Zoey yang berusaha setenang mungkin mengenalkan keduanya secara singkat.

“Malam Oma,” Sapa Asha dengan senyumnya yang perlahan mengembang.

“Halo Asha, malam juga.”

Oma Yustina tersenyum sembari menatap Asha sedikit lebih lama. Dan yang ditatap hanya bisa mempertahankan senyuman selagi ditatap hangat oleh wanita ini.

“Jadi jangan jodoh-jodohin aku sama anak atau cucu temen Oma lagi.” Pinta Zoey dengan menggenggam tangan Oma nya.

Oma menyentuh puncak kepala Zoey dan mengusapnya perlahan. “Oma berusaha mencarikan kamu teman supaya ga kesepian. Tapi kalau kamu bisa menemukannya sendiri itu bagus Zoey.”

“Asha, tolong jaga Zoey ya. Memang dia anaknya suka seenaknya sendiri, galak, dan keras kepala.” Lanjut Oma dengan menepuk pundak Asha.

“Oma ih...”

“Iya, bakal Asha jaga baik-baik cucu Oma.” Asha mengangguk pelan.

“Kok lo iyain sih, Sha?” Protes Zoey yang lagi-lagi tak didengar.

“Ini pertama kali kita bertemu tapi rasanya wajahmu tidak asing.” Oma merangkul Asha dan membawanya untuk duduk di salah satu meja.

Ucapan Oma membuat Asha dan Zoey tertegun sejenak, keduanya saling melirik, bagaimana bisa begitu pikir mereka.

“Yah... Maaf ya Asha, Oma lagi sibuk sekarang ini, semoga kita bisa ketemu lagi lain kali, goodbye Asha.” Oma Yustina melambaikan tangannya dan langsung melenggang pergi sebelum keduanya membalas.

“Wow keren juga lo langsung bisa ambil hati Oma,” puji Zoey membuat Asha memutar matanya.

“Jangan kaget lo kalo tiba-tiba dapet kakek baru.”

“Jadi lo mau nemenin gue karna mau cari sugar mommy disini.” Tawa pelan Zoey terdengar saat melihat ekspresi Asha menyetujui ucapannya.

Selanjutnya tak ada obrolan diantara keduanya, mereka hanya mendengarkan sambutan sembari menikmati beberapa kudapan yang disediakan oleh para pelayan.

Mata Asha memilih memperhatikan suasana dunia yang telah lama ia tinggalkan. Beralih dari satu objek ke objek lainnya, hingga tanpa sengaja matanya dipertemukan dengan tatapan tidak asing. Tapapan seseorang yang seharusnya tidak ia jumpai.

Sejujurnya Asha paham betul bahwa tidak ada yang menjamin ia tak akan bertemu dengan orang itu disini, terlebih ini acara mewah Oma Yustina yang dihadiri banyak koleganya.

Kini orang itu berjalan kearahnya, membuat Asha ingin cepat meninggalkan hall hotel, tapi tak mungkin baginya meninggalkan Zoey sendirian di tengah-tengah acara.

“Sha, gue mau keluar bentar, mulut gue pait mau nyebat,” bisik pelan Zoey di waktu yang tepat.

Tanpa membuang waktu Asha segera mengikuti Zoey dari belakang.

“Zoey, urusan kita udah beres kan? Gue pulang ya.”

“Lo mau pulang sekarang?”

Asha mengangguk pelan mengiyakan. “Temen-temen gue pada kerumah soalnya.”

“Gue anter ya? gue ikut pulang.”

“Gausah gue naik gojek aja, acara Oma lo kan belum selesai.”

“Ayo, gue udah bosen di sini,” ucap Zoey dengan memberikan kunci mobil ke Asha.

Tanpa menunggu acara selesai, mobil hitam yang membawa keduanya dengan cepat meninggalkan hotel Chytra.

“Sha, mampir ke Mcdonalds depan ya.”

Tanpa kata, Asha langsung menuruti permintaan Zoey dengan membawa mobil ke restoran cepat saji itu dan memarkirkannya.

“Maaf Zoey, gara-gara gue lo jadi ga makan di acara tadi.”

“Gausah minta maaf kalo bukan salah lo.” Zoey melepas safety belt dan bersiap turun dari mobil. “Temen lo yang ke rumah berapa orang?”

“Tiga orang.”

“Oke, beli enam.”

“Kok enam?”

“Buat temen lo, gue, sama lo dua,” jelas Zoey singkat. “Lo tunggu disini aja biar gue yang beli.”

“Mbak pacar... eh Zoey?”

Zoey berbalik segera ketika namanya disebut, ia sempat terkejut melihat Asha yang mengikutinya turun.

Dengan langkah lebar Asha mendekat lalu menaruh jas hitamnya di pundak Zoey. “Pake aja jas gue biar lo ga kedinginan.”